HIKMAH DARI DOA YANG BELUM TERKABUL

HIKMAH BELUM DIKABULKANNYA DOA ITU BANYAK SEKALI, DIANTARANYA :

Mungkin juga Allah menunda mengabulkan doa kita di dunia karena hendak ditangguhkan di ahirat atau digantikan dengan pengampunan dosa. 


Sebagaimana diinformasikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : 

 “Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa segera didunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat kelak, atau bisa juga digantikan dengan pengampunan dosa sesuai dengan kadar doanya itu, dengan syarat ia tidak berdoa untuk sebuah perbuatan dosa, atau memutus tali silaturohmi, atau isti’jal (menuntut segera terkabul)”. 

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan isti’jal itu?” Beliau menjawab, “Seseorang yang berkata, “Aku telah berdoa kepada Robku, namun belum juga dikabulkan” HR. Ath-Thirmidzi

Jika sampai doa kita pengabulannya ditangguhkan di ahirat, maka di ahirat nanti doa-doa tersebut akan menjelma menjadi kebaikan-kebaikan. Dan saat itu, kita akan sangat bahagia, bahkan berharap sekiranya seluruh doa kita ditangguhkan semuanya untuk kebaikan di akhirat. 

Mungkin Allah tidak mengabulkan doa kita karena Ia sengaja hendak menghilangkan keburukan dari kita. 

Diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shomit r.a bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Jika di atas bumi ada seorang muslim berdoa kepada Alloh dengan satu doa, maka Ia akan mengabulkan doa itu atau menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak mengerjakan dosa atau memutus hubungan kekerabatan.” Seseorang berkata, “Bagaimana kalau kita memperbanyak doa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Allah akan lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya” HR At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim Dalam riwayat Al-Hakim ada tambahan: “Atau Allah akan menyimpan pahala seperti doanya itu untuknya” HR Al-Hakim. 

Karena itu, tidak ada salahnya kita memperbanyak doa, meskipun terkesan tidak dikabulkan oleh Allah, sebab akan dirubahnya menjadi penghapus keburukan kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak pula peluang menghapus keburukan kita. 

Penundaan terkabulnya doa bisa juga menjadi salah satu bentuk ujian dari Allah kepada kita, Allah ingin menguji iman kita. 

Ketika doa tidak segera dikabulkan, syetan membisikkan pikiran jahat kepada seseorang, dengan berkata kepadanya: Katanya setiap doa pasti dikabulkan, tapi bagaimana kenyataannya, doa kamu tidak dikabulkan, jadi tidak ada gunanya kamu berdoa. Dalam hal ini, sebagai hamba yang baik, tetaplah harus berdoa, meski ia ada perasaan marah kepadaNya, lantaran tidak ada satupun doa yang dikabulkan. 

Dikarenakan ada hadits yang menerangkan: “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Demi Allah yang jiwaku berada didalam kekuasaan-Nya, seorang hamba benar-benar berdoa pada Alloh, sedangkan ia marah kepada-Nya karena tidak mengabulkan doanya, kemudian ia berdoa lagi kepada-Nya. Maka Alloh berfirman kepada malaikat-Nya; Hambaku tidak mau berdoa kepada selain-Ku, maka sungguh aku kabulkan doanya” . Hadits keterangan dari Ali r.a dalam Al Kanz, jilid 2 hal 74, hadis nomor 3194 

Tidak segera dikabulkannya doa bukanlah berarti Allah menolak doa kita, karena bisa jadi waktunya saja yang belum tiba. Karena banyak sekali diceritakan dalam Alquran, doa Nabi saja banyak yang waktu pengabulannya mencapai puluhan tahun. 


Sebagai contoh misalnya Nabi Ya’kub, setelah beliau kehilangan anak kesayangannya (yakni Yusuf), beliau tidak henti-hentinya berdoa dan berdoa. Tapi pengabulan doa beliau tertunda terus hingga mencapai waktu yang cukup lama, sampai ada yang mengatakan, “Nabi Ya’qub berdoa selama empat puluh tahun.” Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi Ya’qub tidak berhenti sampai disitu, anaknya yang lain, Bunyamin, juga ikut hilang, sampai-sampai kedua matanya buta karena kesedihan yang mendalam. Kendati demikian, beliau terus memohon dan memohon dengan yakin bahwa Allah akan mengakhiri penderitaanya. 

Demikian pula dengan Nabi Musa a.s, beliau pernah berdoa kepada Allah : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan pada kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakan harta benda mereka, dan kuncilah mati hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” QS Yunus: 88 

Namun konon Allah baru mengabulkan doa beliau tersebut, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah; QS Yunus: 89 “Sesungguhnya permohonan kalian berdua dikabulkan” , setelah 40 tahun lamanya. 

Padahal yang berdoa adalah Nabi Musa a.s, salah seorang dari Rasul Ulul ‘Azmi, sedangkan yang mengamininya adalah Nabi Harun a.s, seorang nabi yang mulia. Dan keduanya tentunya juga telah memenuhi semua syarat dan etika berdoa. Walau begitu keterkabulan doanya memakan waktu yang sangat lama sekali. 

Belum lagi Nabi Ibrahim, yang berdoa ingin mempunyai anak sholeh, jarak antara doanya dan pemberiannya dari Alloh juga sangat lama sekali, sampai puluhan tahun. Karena itu, bila permohonan kita pada Allah belum juga terkabul, janganlah putus asa, ingatlah kisahnya para Nabi yang doanya lebih lama dari kita dan tentunya juga lebih khusyu’ serta lebih dekat kepada Allah, terkabulnya juga memakan waktu puluhan tahun. 

Tidak segera dikabulkannya doa kita itu bisa jadi masih menunggu proses, karena segala sesuatu itu pasti punya takaran, syarat dan sebab. 

Jadi bukan berarti doanya tidak terkabul, melainkan menunggu kesiapan dari kita untuk menerimanya. Karena itu, janganlah tergesa-gesa menyimpulkan; doa saya tidak terkabul. Sabda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak dikabulkan’.” HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. 

Dalam lafazh Muslim disebutkan: “Ditanyakan, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta agar doa segera dikabulkan?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda, ’(Yakni) hamba itu berkata, ‘Aku berdoa dan berdoa, tapi doaku tidak dikabulkan’.” HR Muslim 

Doa kita yang kelihatannya tidak terkabul, bisa jadi itulah bentuk pengabulannya dari Allah. Dikarenakan menurut Alquran, setiap doa pastilah akan dikabulkan. 

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” Al mukmin:60 

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan” HR. Ath-Thirmidzi. 

Hanya saja terkadang pengabulannya Allah itu tidak sesuai dengan harapan kita, mungkin permohonan kita minta mobil, tapi pengabulannya Allah berupa motor atau bahkan sepeda angin. Kalau seandainya pengabulan dari Allah itu selalu disesuaikan dengan harapan manusia, kita tidak bisa bayangkan bagaimana kacaunya kehidupan dunia. 

Contoh kecil saja, bagaimana jadinya kalau dalam satu waktu ada yang minta hujan juga ada yang minta terang, karena keduanya sama-sama punya kepentingan, yang satu sedang butuh hujan karena akan menanam, satunya lagi inginnya terang karena sedang jalan-jalan.

Contoh lain misalnya dimusim pemilihan lurah, calonnya ada 5 dan semuanya berdoa mohon pada Allah supaya jadi lurah, padahal yang harus jadi cuma satu. Jadi tidaklah mungkin pengabulannya Allah itu pasti sesuai dengan keinginan manusia. Tapi yang jelas semua doa (berdasarkan ayat tersebut) pastilah dikabulkan. Dan bagi orang yang merasa doanya belum terkabul, bisa jadi Allah sudah mengabulkan doanya, namun tidak sesuai dengan keinginannya. 

Terkadang doa yang tidak segera dikabulkan justru akan membuat kita semakin dekat kepada Allah

Terus bersimpuh di hadapan-Nya, selalu merendahkan diri kepada-Nya Sebaliknya, tidak jarang jika permintaan kita dikabulkan, maka kita menjadi lebih sibuk, lalu kita tidak lagi ingat kepada Allah, tidak meminta dan tidak berdoa lagi kepada-Nya, padahal doa itu sendiri tidak hanya sebagai ibadah, malahan menduduki posisi yang sangat penting sekali, yakni sebagai otaknya ibadah.

Source:
https://wakidyusuf.wordpress.com

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.